Pembangunan IKN Membutuhkan Kaum Milenial

Oleh :
Dinar Meidiana
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si. (paling kiri), dalam Seminar Nasional di Hotel M Bahalap, Selasa (17/01).

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) diindikasikan hanya memberikan keuntungan pada beberapa pihak oleh karenanya, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam acara Seminar Nasional mengatakan bahwa pembangunan IKN membutuhkan tenaga dan pemikiran kaum milenial yang diyakini memiliki visi linier dengan perkembangan teknologi global agar sisi pembangunan humanis juga diperhatikan, tidak hanya pembangunan fisik saja.

Seminar Nasional yang diselenggarkan oleh Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Mengusung tema Peluang Kerja Milenial Di Daerah Penyangga IKN Nusantara, seminar berlangsung sebagai rangkaian acara Tabligh Akbar dan Pelantikan Rektor UM Palangkaraya yang berlangsung Senin-Selasa, 16-17 Januari 2023 di Hotel M Bahalap, Palangkaraya.

Pembangunan Ibu Kota Negara yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur menuai pro dan kontra sejak mulai dicanangkan. Banyak pihak yang mempertanyakan IKN dibangun untuk kepentingan siapa. Pertanyaan tersebut muncul karena adanya temuan-temuan yang dilakukan oleh masyrakat baik akademisi maupun organisasi melalui kajian dan penelitian.

Ma’mun menjelaskan bahwa sisi humanis yang perlu diperhatikan adalah, pertama, pemerintah harus mampu mengakomodir partisipasi masyarakat lokal, yang tak boleh menjadi kalangan yang tergusur dari gemerlapnya pembangunan IKN. “Masyarakat lokal harus menjadi elemen penting atas keberadaan IKN. Penguatan dan pengembangan kualitas SDM menjadi sangat penting,” ungkap Ma’mun.

Kedua, kearifan lokal dan adat istiadat, yang memengaruhi cara hidup secara turun temurun, harus dilestarikan dan dapat dimanfaatkan bagi pembangunan IKN sehingga membantu Indonesia wujudkan IKN yang “Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable”. Ketiga, perlu adanya akomodir dari putra daerah. Sebagai wilayah berbentuk Badan Otorita, sudah sewajarnya BO IKN dipimpin putra daerah untuk mewujudkan pembangunan IKN yang mampu mengakomodir partisipasi dan kearifan lokal.

Kepala BO IKN juga diharapkan memiliki kepekaan untuk melihat potensi dan peluang sehingga dapat menggerakkan seluruh stakeholder termasuk generasi milenial untuk mendorong akselerasi pembangunan. Pembangunan IKN tentu akan mendorong pembangunan di daerah-daerah penyangga, dalam hal ini Kota Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, Penajem Paser Utara dan Paser, termasuk provinsi penyangga, keseluruhan provinsi yang ada di Pulau Kalimantan. Menurut Ma’mun pembangunan IKN membutuhkan tenaga dan pemikiran generasi milenial yang diyakini memiliki visi linier dengan perkembangan teknologi global.

Dengan melihat perkembangan dunia saat ini, sumber daya manusia dituntut mampu beradaptasi dan memiliki keahlian seperti learning skills, literacy skills, dan life skills.

 Terkait dengan hal tersebut, Ma’mun menilai kaum milenial harus mampu membuat terobosan dengan menciptakan lapangan kerja baru atau peluang-peluang lainnya. “Di mana ada peluang, tentu ada tantangan dan hambatan. Oleh sebab itu generasi milenial harus membekali diri dengan berbagai knowledge dan adaptif terhadap perubahan,” kata Ma’mun. Terakhir, Ma’mun mengungkapkan harapannya agar pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak hanya menjadi anugerah pagi Pulau Kalimantan, tapi juga seluruh wilayah Indonesia. (DN/KSU