Kolaborasi Muhammadiyah dan PTMA Untuk Pulihkan Cianjur

Oleh :
Dinar Meidiana
Prof. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan sambutan dan arahan pada relawan Muhammadiyah tanggap darurat bencana Cianjur, di SD Kreatif Muhammadiyah Cianjur, Sabtu (03/12).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, dan empat rektor dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) mengunjungi lokasi terdampak gempa bumi Cianjur, Sabtu (03/12). Kunjungan tersebut dalam rangka penyaluran bantuan sekaligus rencana program pemulihan bagi penyintas. Pada kesempatan tersebut empat Rektor PTMA yang turut dalam rombongan berkomitmen untuk bergabung dalam barisan kolaborasi program pemulihan. Empat PTMA tersebut adalah Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. 

Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, yang juga turut dalam rombongan mengatakan bahwa perguruan tinggi memiliki peran dalam penanggulangan bencana. Tidak hanya memiliki sumber daya manusia, tapi juga finansial yang dapat menopang proses mulai dari tanggap bencana pada masa darurat hingga pemulihan jangka panjang. “Kami berharap membantu itu tidak come, hit and run, tapi dalam jangka panjang yang sustainable,” kata Rahma, Sabtu (03/12).

Saat ini, Muhammadiyah melalui MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) telah mendirikan hunian sementara di berbagai titik yang terdampak cukup serius, sebagai langkah dalam memenuhi kebutuhan dasar para penyintas. Selanjutnya, MDMC akan mulai merumuskan langkah dan program yang akan dilakukan untuk tahap pemulihan jangka panjang. Menurut Rahmawati, PTMA khususnya UMJ dapat berperan penting untuk mendukung program pemulihan. Rahmawati mengatakan bahwa UMJ dapat mengirimkan guru dari Fakultas Ilmu Pendidikan untuk dapat memberikan pelayanan pendidikan darurat kepada para penyintas. “UMJ di samping membantu untuk kebutuhan dasar, juga membantu untuk pelayanan pendidikan. Kami juga berharap Fakultas Teknik UMJ bisa mengirimkan mahasiswa atau dosennya untuk melakukan assessment building, karena banyak bangunan yang perlu dilihat kondisinya,” ungkap Rahma.

Sementara itu, Prof. Haedar Nashir, M.Si., menyatakan dengan tegas akan selalu mendukung kegiatan di Pos Koordinasi yang terletak di SD Islam Kreatif Muhammadiyah Cianjur, Sabtu (03/12). Haedar mengajak seluruh keluarga Muhammadiyah untuk menjadikan musibah sebagai wasilah, bahwa Muhammadiyah hadir untuk membantu masyarakat. “Kita gembirakan mereka, layani mereka, temani mereka,”  ungkap Haedar. 

Melalui gerakan Al-Maun, Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah hadir untuk umat manusia tidak terbatas pada agama, ras, dan golongan tertentu. “Dengan Al-Maun justru kita tidak memagari diri dengan perbedaan ras dan golongan. Spirit al maun membuat kita kerja sama terus dengan siapapun,” pungkas Haedar yang memberikan suntikan semangat pada barisan relawan Muhammadiyah.

Amal Usaha Muhammadiyah termasuk PTMA yang jumlahnya ribuan disebut Haedar menjadi penopang untuk Muhammadiyah hadir di tengah masyarakat. “Dengan amal usaha kita yang maju, kita makin hadir di masyarakat. Ada banyak hal yang negara tidak bisa berbuat, justru kita bisa,” kata Haedar. 

Oleh karenanya pada kesempatan tersebut, empat rektor yang hadir mencoba untuk menyatukan semangat dan bergabung dalam barisan kolaborasi untuk Cianjur. Berdasarkan pengakuan Rahmawati, selain empat PTMA yang turut hadir dalam kunjungan, terdapat lima kampus lain yang juga telah ikut berkomitmen, dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah.

Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengajak anak-anak bermaain saat mengunjungi lokasi terdampak gempa di Desa Cieundeur, Warung Kondang, Cianjur, Sabtu (03/12).

Ketum PP Muhammadiyah, Ketum PP Aisyiyah, dan rombongan, didampingi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cianjur dan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Cianjur, berkunjung ke salah satu titik lokasi pengungsian di Desa Cieundeur, Kec. Warung Kondang Kab. Cianjur.

Ketum PP Muhammadiyah dan rombongan menengok penyintas yang mengungsi di rumah hunian. Sebanyak 102 KK terdampak bencana, dan 40 KK kehilangan tempat tinggal. Hingga saat ini MDMC, di titik lokasi tersebut, MDMC mendirikan 40 rumah hunian, serta memberikan pelayanan kesehatan dan psikososial kepada para penyintas. (DN/KSU)