FT UMJ dan Persatuan Insinyur Indonesia Peringati Hakordia 2022

Oleh :
Qithfirul Fahmi
Suasana tanya jawab peserta dan narasumber Webinar Nasional Hakordia 2022, yang dipandu oleh MC via daring, Rabu (14/12).

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT UMJ) berkolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Jakarta Pusat, menggelar Webinar Nasional untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) tahun 2022. Agenda digelar secara daring via zoom dan youtube, yang didukung Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah DKI Jakarta, dihadiri oleh Dekan FT UMJ Ir. Irfan Purnawan, ST., M.Chem.Eng., Ketua PII Cabang Jakarta Pusat Ir. Prayitno Bambang Hernowo, ST., MM., IPU., AER., Ketua Komite Etik LSP KPK Ir. Sujanarko, M.Eng., Dosen Antikorupsi Universitas Paramadina Asriana Issa Sofia, MA., Guru Besar Teknik Kimia ITB Prof. Dwiwahju Sasongko, M.Sc., Ph.D., serta dimoderatori oleh Dosen FT UMJ Dr. Ir. Ratri Ariatmi Nugrahani, MT., dengan diikuti 230 peserta (14/12).

Dalam sambutannya, Irfan Purnawan menyampaikan bahwa kegiatan dilakukan kembali setelah dua tahun lalu. Menurutnya, ini penting digelar karena dapat memberikan pencerahan di ruang lingkup FT, serta menciptakan lulusan yang berintegritas antikorupsi. “Kita bisa aware tentang apa saja potensi yang memungkinkan terjadinya korupsi, karena dari mulai kuliah seluruhnya bisa berpotensi korupsi. Semoga lulusan teknik dapat menjadi generasi dan kader bangsa yang membangun integritas, dan berpengaruh ke lapisan masyarakat Indonesia,” ujar Irfan yang juga menjabat sebagai Ketua PII Jakarta Pusat.

Irfan Purnawan memberikan sambutan Webinar Nasional Hakordia 2022 via daring, Rabu (14/12).

Selaras dengan Irfan, Prayitno mengungkapkan bahwa lulusan teknik harus menjadi sarjana yang profesional dengan dilandaskan: mengutamakan keluhuran budi, menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia, bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, serta meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran. “Semoga webinar ini menjadi suatu ikhtiar kecil yang membentuk ikhtiar besar, sehingga lulusan teknik menjadi profesional yang berintegritas dan beretika,” ungkap Prayitno.

Sujanarko menyampaikan materi tentang Pentingnya Teknologi di Pemberantasan Korupsi. Ia memulai dengan dasar hukum dan konsekuensi dari kesepakatan multilateral tentang antikorupsi, yang memiliki standarisasi yaitu: tata kelola, pemidanaan, hukum acara, kompetensi, dan attitude. “Attitude ini sangat penting, karena banyak yang memiliki skill dan knowledge, namun tidak sesuai dengan aturan yang diatur sehingga attitude-nya tidak baik,” tutur Sujanarko.

Menurutnya, pencegahan korupsi dipengaruhi oleh teknologi yakni Open Government, E-Government, E-Procurement, Monitoring Center for Prevention, dan aplikasi pembantu seperti jaga KPK. Selain itu, Sujanarko menyatakan lima tantangan Teknologi Informasi (IT) dalam penindakkan korupsi, di antaranya: bukti elektronik; teknologi under cover, survalance, dan lawful interception; akses media sosial; penanganan big data; data-data yang terenkripsi, serta; kejahatan yang mengikuti perkembangan zaman. Dalam hal ini, maka penerapan moderen investigasi harus dilakukan dan belajar dari pandora papers.

Asriana membahas perihal Memerdekakan Kampus dari Korupsi Melalui Pendidikan. Ia berfokus pada character building, karena korupsi di Indonesia diibaratkan sebagai gurita, yang pelakunya tidak hanya pejabat pusat saja, namun juga kepala daerah, koruptor perempuan, koruptor keluarga, koruptor muda, dan koruptor berpendidikan tinggi.

Potensi korupsi di Perguruan Tinggi bisa diatasi dengan tiga trisula strategi pemberantasan korupsi, yaitu represif agar takut korupsi; preventif agar tidak bisa korupsi, serta; edukasi dan kampanye agar tidak ingin korupsi. “Gerakan nalarnya, ketuk hatinya. Pengetahuan dan hati ini penting, sesuai dengan trisula tersebut, karena masyarakat sudah tahu dampaknya sehingga dapat menciptakan generasi muda yang anti korupsi,” ungkap Asriana.

Sasongko, membahas mengenai Peran Negara dan Masyarakat dalam Membangun Budaya AntiKorupsi. Menurutnya, pembudayaan hari antikorupsi harus dilakukan mulai dari yang kecil, dari diri sendiri, dari sekarang, dan secara bersamaan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan dan wajib berperan dalam pembangunan budaya anti korupsi untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Dengan adanya budaya antikorupsi, akan menciptakan insinyur yang profesional, beretika, dan berintegritas. “Korupsi juga dilarang dalam Islam. Hal ini terdapat di Al-Quran, yaitu pada Q.S Al-Baqarah 2:188 dan Q.S An-Nisa 4:29,” pungkas Song. (QF/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/