Dekan FTAN UMJ Temukan Potensi Ketahanan Pangan

Oleh :
Dinar Meidiana
Ir. Sularno, M.Si. Dekan FTAN UMJ, bicara dalam Webinar Series, Tren Tanaman Pangan Masa Depan, Kamis (13/10).

Ketahanan pangan menjadi isu yang menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya bidang pertanian, soal ketahanan pangan juga berkorelasi dengan ekonomi politik internasional. Sebagai negara yang dianggap masih berkembang, nyatanya Indonesia memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat luar biasa terlebih bagi ketahanan pangan. Hal tersebut dinyatakan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Suwandi, M.Si., dalam Webinar Series yang mengusung tema Tren Tanaman Pangan Masa Depan, Kamis (13/10).

Suwandi menyebut Indonesia sebagai Land of Harmony. Tanah dengan keberagaman yang menciptakan harmoni bukan hanya keragaman flora dan fauna, tapi juga sosial, budaya dan bahasa. Potensi ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menggali potensi tanaman pangan lokal Indonesia. “Indonesia sudah tiga tahun, hampir empat tahun tidak impor beras. Indonesia swasembada beras. Tantangannya adalah mempertahankan swasembada,” ungkap Suwandi.

Tantangan untuk mempertahankan swasembada disebut Suwandi juga merupakan peran dari perguruan tinggi untuk mendorong swasembada berkelanjutan. Webinar Series tersebut juga diselenggarakan atas kolaborasi Dirjen Tanaman Pangan Kementan dengan Jaringan Petani Muhammadiyah, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Bali.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia pada 2024 jika mampu mempertahankan swasembada berkelanjutan. Swasembada dapat dilakukan dengan mendorong tanaman pangan lokal seperti singkong, jagung, sorgum, dan sebagainya. Hal tersebut menurut Suwandi adalah bagian dari keunggulan Indonesia, yakni Land of Harmony yang dapat menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Webinar yang digelar secara daring dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Pro Pak Tani ini menghadirkan narasumber dari berbagai universitas yakni Dekan FTAN UMJ, Dekan FTAN UMY, dan Praktisi Pertanian.

Ir. Sularno, M.Si., Dekan Fakultas Pertanian UMJ, yang hadir sebagai salah satu narasumber memperkenalkan dan membeberkan potensi kekayaan pangan lokal yang dimiliki Indonesia sebagai diversifikasi pangan. Dalam paparannya, Sularno membagi diversifikasi pangan ke dalam 4 jenis tanaman pangan yakni serelia, buah, pohon, dan umbi. Jenis tanaman yang tidak banyak diketahui masyarakat seperti sorgum, jewawut, dan berbagai jenis jagung dibeberkan khasiat dan manfaatnya secara lengkap oleh Sularno. Semua jenis tanaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menjadi tidak hanya alternatif bahan pangan pokok tapi juga sebagai potensi produk olahan.

Dr. Muhammad Sobri, praktisi pertanian menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan dan riset untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat termasuk persoalan pangan dan pertanian. Sobri memaparkan program pendampingan masyarakatnya yang berada di wilayah perbatasan yakni Kepulauan Anambas, tentang program memperbaiki lingkungan berbasis riset. Program tersebut dilakukan dengan mendorong kemandirian energi, kemandirian air, dan kemandirian pupuk, agar pertanian dapat dikelola secara efisien.

Sementara itu, Ir. Indira Prabasari, MP., Ph.D., Dekan Fakultas Pertanian UMY menjelaskan pangan fungsional yang tidak hanya bergizi tapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Menurut Indira, Indonesia memiliki potensi pangan fungsional seperti singkong yang dapat diolah menjadi mocaf (modification cassava flour). Potensi pangan fungsional ini perlu dikembangkan dengan melakukan sinergi pentahelix yakni akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas. (DN/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/