Berawal Dari Keresahan Soal Sampah, Mahasiswa FTAN UMJ Berhasil Lolos Seleksi Pendanaan pada PKM-K

Oleh :
Dinar Meidiana
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan ““The Larva. Pakan Ternak Berprotein Tinggi. Solusi Cemaran Limbah Industri Retail yang terdiri dari Raihan Isbintara, Dwi Ayuni Juniarsi, M. Surya Ritonga, Salmah dan Fadhilah Hasna.

Larva atau yang lebih dikenal dengan maggot adalah telur lalat yang biasa digunakan untuk pakan hewan ternak. Sumber kehidupan maggot adalah makanan berbahan organik baik yang kondisinya masih bagus maupun sudah busuk. Sampah organik yang menumpuk akan mengundang lalat untuk berkembang biak. Jika sudah waktunya menetas, telur lalat akan berubah menjadi larva. Sampah organik tersebut selain menjadi tempat berkembang biak juga menjadi sumber pangan dan nutrisi bagi lalat.

Sampah organik ternyata selain bisa dimanfaatkan untuk produksi pupuk, juga sangat bermanfaat untuk beternak larva alias maggot. Selain bisa mengurangi pencemaran dan polusi, sampah organik membuka peluang bisnis yang cukup besar. Peluang inilah yang dilirik oleh mahasiswa Pertanian UMJ dalam usulan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan.

Tim yang beranggotakan 5 (lima) orang mahasiswa yang terdiri dari 4 (empat) mahasiswa Fakultas Pertanian (FTAN) dan 1 (satu) mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini, mengusung gagasan “The Larva. Pakan Ternak Berprotein Tinggi. Solusi Cemaran Limbah Industri Retail.” Gagasan budidaya maggot alias larva berhasil lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek Dikti.

Raihan, Salma, Dwi, Surya, dan Fadhila, saat ditemui di Gedung FTAN UMJ pada Kamis (02/06), mengaku merasa senang karena proposal yang diajukan ke Kemendikbud Ristek melalui PKM-K dinyatakan lolos.

Raihan Isbintara, ketua tim, mengaku bahwa gagasan tersebut muncul karena adanya keresahan tentang sampah. “Awalnya dari keresahan bersama, khususnya dari fakultas pertanian. Di Indonesia pengolahan limbah sampah masih kurang, terlebih di kota-kota besar. Kebanyakan pengolahan sampah fokus ke sampah anorganik. Sampah organik dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan,” kata Raihan.

Setelah proposal PKM-K berhasil lolos, Raihan dkk., mulai belajar produksi di salah satu produsen maggot di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. “Langkah selanjutnya, kami mencoba untuk belajar dan praktek supaya tau secara langsung prosesnya, setelah itu mulai ke pasarnya. Jadi saat ini kami mulai mengenal tentang maggot. Kami mendapat rekomendasi peternak maggot dari dosen pembimbing kami. Di daerah Gunung Sindur. Di sana kami mendapat pengetahuan dan dikasih bibit maggot untuk kami mempraktekan sendiri,” ungkap Surya.

Pimpinan fakultas dan sivitas akademika FTAN UMJ sangat mendukung mahasiswanya dalam mengikuti PKM. Hal tersebut dirasakan oleh Raihan dkk., “dosen, dekan, dan teman-teman sangat solid saling membantu dan mendukung. Bahkan kalau ada jam kuliah, kami mendapat izin untuk tidak masuk kelas untuk merampungkan proposal PKM,” ungkap Salmah.

Raihan mewakili tim berharap project ini akan berlanjut, “semoga ke depannya bisa menginspirasi banyak orang terkait pengolahan limbah. Semoga project kami bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.”

Lorenta In Haryanto, S.E., M.Sc., dosen pembimbing, mengaku bahwa gagasan tersebut datang dari mahasiswa. “Mereka datang ke saya sudah membawa gagasan. Harapan ke depannya, program ini bisa berjalan. Mahasiswa dinyatakan lolos, sedangkan mereka belum memiliki pengalaman dalam hal produksi. Oleh karenanya saya minta mereka untuk menemui orang yang sudah berpengalaman di bidang pertanian maggot dan magang di sana. Jadi, mereka akan tahu gambaran produksinya,” ungkap Lorenta saat ditemui di Gedung Fakultas Pertanian UMJ pada Senin (30/05).

Menurut Lorenta, mahasiswa masih perlu bimbingan dalam hal produksi maggot. Oleh karenanya penting bagi mahasiswa berkolaborasi dengan pihak yang telah berpengalaman dalam pengembangbiakan maggot. Hal tersebut merupakan salah satu wujud dukungan penuh dari dosen pembimbing untuk tidak hanya selesai sampai pada proposal, tapi juga melaksanakan program yang telah diusulkan.

Wakil Dekan I FTAN UMJ, Dr. Meisanti, S.P., M.P., juga menyuarakan dukungannya. Ia berharap bahwa mahasiswa FTAN UMJ bisa terus mengeksplor kreativitasnya. “Kenapa hanya membuat proposal kalau bisa sampai tahap produksi? Kita harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa. Mungkin nanti berikutnya mahasiswa Prodi Agribisnis bisa berkolaborasi dengan mahasiswa Agroteknologi. Saya berharap mereka bisa menang di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS),” ujar Wadek I FTAN UMJ.

Dekan FTAN UMJ, Ir. Sularno, M.Si., mengaku ini keempat kalinya proposal PKM dari FTAN UMJ berhasil lolos setelah sekian lama sempat tidak muncul ke permukaan. “Ini seperti PKM reborn bagi FTAN. Mudah-mudahan dengan kembalinya semangat ini, bisa memicu mahasiswa lain untuk terus eksplore kreativitasnya,” kata Sularno saat ditemui pada Senin (30/05).

Sularno selaku Dekan FTAN UMJ, sangat mendorong dosen dan mahasiswa untuk bekerjasama dalam hal pengajuan gagasan melalui PKM. “Insya Allah nanti akan kita arahkan ke bisnis. Kami ada FTAN Mart dan kami sangat mendukung mereka untuk memasarkan produknya di FTAN Mart. Di dunia tanaman, tanamlah sesuatu yang bisa dijual, jangan hanya menjual produk yang bisa ditanam,” tegas Sularno. (DN/KSU)

pkv games
bandarqq
dominoqq
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/dominoqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/bandarqq/
https://themeasuredmom.com/wp-includes/js/pkv-games/